Wednesday, August 29, 2012

fakta di balik tsunami aceh 2004


Misteri Terjadinya TSUNAMI ACEH 2004




 Lagi, lagi teori konspirasi mengatakan bahwa bencana tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan beberapa negara di Samudera Hindia - yang menyebabkan lebih dari 230 ribu orang tewas - juga bukan murini bencana alam.
Pada tanggal 26 Desember 2004, tsunami yang dahsyat mengguncang kawasan Asia Tenggara. Gelmobang setinggi 30 meter menghantam garis pantai Samudera Hindia dan menewaskan hampir 230.000 orang. Tsunami yang terjadi setelah hari natal ini dianggap sebagai salah satu bencana alam paling mematikan di era modern. akan tetapi, sebagian orang percaya bahwa ada sesuatu yang lebih mengerikan di blaik peristiwa ini.
Diduga tsunami berkekuatan  23.000 bom atom itu sengaja diciptakan AS. Para penganut teori konspirasi mengatakan AS melakukan itu untuk mengalihkan perhatian orang dari topik Perang Irak.

Tak ada bukti otentik yang menguatkan dalil ini, namun ternyata banyak juga orang yang mempercayainya.





                                                                     Bom nuklir pemerintah AS






Menurut sebuah teori, yang harus bertanggung jawab terhadap tsunami ini adalah pemerintah amerika serikat karena telah memicu terjadinya gelombang dahsyat ini akibat meledakan sebuah bom nuklir. kenapa gerangan mereka melakukannya? alasannya adalah minyak. mereka sengaja merekayasa terjadinya bencana alam dengan tujuan untuk menguasai persediaan minyak yang ada di provinsi aceh, indonesia. setelah melakukan intervensi langsung untuk mengeruk persediaan minyak di irak, pemerintahan George Walker Bush yakin bahwa mereka akan kembali berhasil dengan menerapkan strategi yang sama di Indonesia.
Menurut laporan pekerja relawan penyelamatan,
yang kemudian dikabarkan dibunuh, ada pasukan sebanyak 2000 marinir tiba di provinsi aceh tidak lama setelah hantaman tsunami dengan komando untuk memfasilitasi otonomi sebagian dari pemerintah indonesia untuk menduduki daerah yang kaya minyak. mereka juga menemukan sampel air yang mengandung radioaktif.







Menciptakan tsunami dengan ledakan nuklir di bawah laut dikenal dengan istilah "sea burst", telah menjadi pemikiran para ahli militer terutama pada saat Perang Dingin antara NATO dan PAKTA WARSAWA tahun 1950-an hingga 1980-an. Cara ini dianggap efektif untuk menghancurkan infrastuktur dan kota-kota musuh yang berada di pinggir pantai untuk selanjutnya diduduki.

Adapun membuat "sea burst" untuk menghancurkan Aceh membawa konsekwensi yang menguntungkan bagi Amerika dan orang-orang yang "mengendalikannya di balik layar". Bencana ini membuka lebar-lebar invasi militer maupun budaya Amerika atas Aceh, negeri yang selama ratusan tahun dijuluki sebagai "Serambi Mekkah".




Kini negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang pernah mendeklarasikan kemerdekaan Aceh atas Indonesia untuk selangkah lagi menyusul Timor Timur lepas dari Indonesia melalui referendum yang "dirancang" dan "dilaksanakan" oleh "penguasa di balik layar" melalui tangan PBB.

Selain keuntungan politik, militer dan budaya, bencana tsunami Aceh juga membawa keuntungan ekonomi tiada tara bagi para bankir kapitalis Amerika. Membutuhkan dana besar untuk rehabilitasi, pemerintah menerima tawaran "bantuan bersayap" dari negara-negara donor berupa hutang luar negeri berbunga ganda yang harus dibayar dengan darah dan keringat jutaan rakyat Indonesia.

Sau keuntungan lagi, dengan satu ledakan saja dan tanpa harus melalui peperangan yang lama dan melelahkan, sebanyak 150.000 goyim muslim "berhasil" dibunuh dan ribuan sisanya menjadi orang-orang miskin yang tidak berdaya.



No comments:

Post a Comment