Saturday, August 3, 2013

molaritas molalitas .... dll

MOLARITAS

Pengertian Molaritas
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan, selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya adalah mol/liter (James E. Brady, 2000). Rumus yang
digunakan untuk mencari molaritas larutan adalah:
M = n
       V
Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan volumenya dalam mililiter, maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus:
M = n × 1.000
               mL
atau M =   g      x  1.000
                Mr             mL

dengan:
M = molaritas (mol/liter)
n = mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut

 

 Molalitas

pengertian Molalitas- Perubahan titik didih air yang disebabkan oleh penambahan zat terlarut merupakan salah satu sifat larutan yang ditentukan oleh sifat zat terlarut. Selain sifat-sifat di atas, masih ada sifat lain yang tidak tergantung pada sifat zat terlarut, yaitu sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Sifat koligatif larutan dibagi menjadi empat, yaitu tekanan uap jenuh, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Berdasarkan uraian di atas, anda telah mengetahui bahwa sifat koligatif larutan tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Jumlah partikel zat terlarut menunjukkan kuantitas zat terlarut dalam suatu zat pelarut. Jumlah partikel zat terlarut dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Satuan konsentrasi adalah molaritas, fraksi mol, dan molalitas. Molaritas menunjukkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Molaritas umum digunakan untuk menyatakan konsentasi larutan. Tetapi, dalam pembahasan sifat koligatif larutan, satuan yang sering digunakan untuk menyatakan konsentrasi adalah molalitas. Molalitas disimbolkan dengan huruf m, yaitu suatu besaran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 kg) pelarut. Satuan molalitas adalah molal, yang ditumuskan oleh persamaan berikut:
molalitas
Keterangan:
m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
massa = massa zat terlarut (g)
p = massa zat pelarut (g)
Molalitas juga berguna pada keadaan lain, misalnya karena pelarut merupakan padatan pada suhu kamar dan hanya dapat diukur massanya, bukan volumenya sehingga tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk molaritas

1. Persen massa

clip_image002

Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.
clip_image004
b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.


clip_image006

Unsur Penyusun C6H12O6Persen Massa Unsur dalam C6H12O6
Karbon (C)Persen massa unsur C=
 = \frac {6\times Ar \: unsur }{Mr \: C _{6} H _{12} O _{6}} \times 100 \%
 = \tfrac {6 \times 12}{ 180 } \times 100 \%
 = 40 \%
Hidrogen (H)Persen massa unsur H=
 = \frac {12 \times Ar \: unsur }{Mr\: C _{6} H _{12} O _{6}} \times 100 \%
 = \tfrac {12\times 1}{180}\times 100 \%
 = 6.7 \%
Oksigen (O)Persen massa unsur O=
 = \frac {6\times Ar \: unsur }{Mr \: C _{6} H _{12} O _{6}} \times 100 \%
 = \tfrac {6 \times 16}{ 180} \times 100 \%
 = 53.33 \%
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT


PENGERTIAN LARUTAN
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana dengan air kopi? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?


Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.


Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya (gula, kopi, maupun teh). Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen.


PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan penangkapan ikan dengan alat setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian pernah mendengar penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah, kemungkinan besar akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini? Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar listrik erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.


Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.


BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Berdasarkan jenis larutan
    1. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
      1. Asam klorida/asam lambung     : HCl
      2. Asam florida            : HF
      3. Asam sulfat/air aki        : H2SO4
      4. Asam asetat/cuka        : CH3COOH
      5. Asam askorbat/Vit C
      6. Asam sianida            : HCN
      7. Asam nitrat            : HNO3
      8. Asam fospat            : H3PO4
    2. Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
      1. Natrium hidroksida/soda kaustik    : NaOH
      2. Calcium hidroksida        : Ca(OH)2
      3. Litium hidroksida        : LiOH
      4. Kalium hidroksida        : KOH
      5. Barium hidroksida        : Ba(OH)2
      6. Magnesium hidroksida    : Mg(OH)2
      7. Aluminium hidroksida    : Al(OH)3
      8. Besi (II) hidroksida        : Fe(OH)2
      9. Besi (III) hidroksida        : Fe(OH)3
      10. Amonium hirdoksida    : NH4OH
    3. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:
      1. Natrium klorida/garam dapur    : NaCl
      2. Ammonium clorida    : NH4Cl
      3. Ammonium sulfat    : (NH4)2SO4
      4. Calcium diklorida    : CaCl2


  1. Berdasarkan jenis ikatan:
    1. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
    2. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)


KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT
Kekauatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan jumlah zat mula-mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:


α= mol ion yang dihasilkanmol zat mula-mula


Derajat ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.


Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama  dengan 1, ini mengindikasikan bahwa zat tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua zat tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian kecil/tidak ada zat tersebut dalam bentuk molekul netral.


Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan elektrolit lemah. Artinya  adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang terionsisasi menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa molekul netral.


Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral. Perhatikan gambar di bawah ini.




Gambar A:
Pada larutan ini derajat ionisasinya = 1; artinya semua larutan membentuk ion-ion (positif dan negative), tidak ada dalam bentuk molekul netralnya. Gelembung yang dihasilkan banyak dan dapat menyalakan nyala lampu.


Gambar B:
Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 1; artinya sebagian besar larutan terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, hanya sebagian kecil dalam bentuk molekul netralnya. Walaupun masih terdapat molekul netral, gas yang terbentuk banyak (tapi tidak sebanyak gambar A) dan dapat menyalakan lampu.


Gambar C:
Pada larutan ini derajat ionisasinya mendekati 0; artinya hanya sebagian kecil yang terionsisasi membentuk ion positif dan ion negative. Sebagian besar terdapat dalam bentuk molekul netral. Gelembung yang dihasilkan sedikit, dan lampu tidak menyala.


Gambar D:
Pada larutan ini derajat ionisasinya = 0; artinya tidak ada zat yang terionisasi membentuk ion positif dan ion negative, semua zat masih dalam bentuk molekul netralnya. Tidak menghasilkan gelembung dan lampu tidak menyala.


PEMBAGIAN LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut:
  1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
    1. Menghasilkan banyak ion
    2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
    3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
    4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
    5. Penghantar listrik yang baik
    6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
    7. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Li(OH)2), garam NaCl


  1. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
    1. Menghasilkan sedikit ion
    2. Molekul netral dalam larutan banyak
    3. Terionisasi hanya sebagian kecil
    4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak menyala
    5. Penghantar listrik yang buruk
    6. Derajat ionisasi mendekati 0
    7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah {Al(OH)3, NH4OH}, garam NH4CN


Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Tidak menghasilkan ion
  2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
  3. Tidak terionisasi
  4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
  5. Derajat ionisasi = 0
  6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.